Daging Se'i |
Se'i Sapi Berasal Dari: Awalnya, daging se’i sapi berasal dari daging babi, kemudian oleh masyarakat Pulau Timor dibuatlah sei dengan daging sapi. Karena makanan ini viral di Indonesia, maka daging se’i menyesuaikan masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim.
Indonesia terdiri dari ribuan pulau, budaya, adat suku yang sangat beragam. Dengan banyaknya keragaman tersebut, menghasilkan warisan budaya Indonesia yang juga sangat beragam dengan ciri khas yang berbeda.
Salah satunya, warisan bidang makanan yang disebut dengan daging se’i. Daging asap ini berasal dari daerah Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, yang terbuat dari daging yang beragam, salah satunya daging sapi.
Menariknya, se’i berhasil memenangkan nominasi Anugerah Pesona Indonesia tahun 2020, yang menjadi salah satu Makanan Tradisional Terpopuler.
Lantas, apa yang membuat se’i sapi ini viral? Berikut penjelasan detail mengenai se’i sapi berasal dari mana, apa yang membuat daging se’i viral, sejarah serta teknik pengolahan se’i sapi.
Daging Se'i |
Se'i adalah
Se’i adalah hidangan sejenis daging asap yang disayat memanjang, lalu dipanggang dengan bara api hingga matang. Sebagian orang menganggap bahwa se’i sama dengan daging asap.
Padahal sebenarnya tidak tepat. Perbedaannya adalah, jika daging asap adalah potongan biasa, jika sei adalah irisan tipis memanjang sekitar 3 cm. Kemudian, teknik memasak antara keduanya juga berbeda.
Yaitu, se’i dipanggang menggunakan arang kayu kosambi, kemudian ditutup menggunakan daun kosambi juga. Sehingga menghasilkan rasa khas yang berbeda dengan daging asap lainnya.
Setelah dipanggang, se’i dapat langsung dimakan dengan mengiris tipis-tipis. Namun, apabila disimpan dahulu, maka harus digoreng kembali. Atau bisa dengan dimasak dengan tumisan bunga pepaya atau sayuran lainnya.
Se'i Sapi Berasal Dari Mana?
Seperti yang telah kami jelaskan di awal, se'i sapi berasal dari daerah pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Kota Kupang. Kata se’i berasal dari bahasa Rote Ndao, yang berarti daging yang diiris tipis memanjang. Umumnya, dagingnya menggunakan babi.
Awalnya, daging se’i terbuat dari daging rusa yang merupakan binatang buruan. Kemudian, karena rusa semakin langka dan merupakan binatang yang harus dilindungi di pulau NTT.
Suku yang mengolah daging se’i ini adalah Suku Molo, masyarakat daerah Timor Barat dan Timor Tengah Selatan, Kepulauan Timor. Mereka tinggal di sekitar Pegunungan Mutih.
Pada hari perayaan, sejumlah suku di daerah Pulau Timor mempersembahkan daging se’i secara khusus untuk para dewa.
Suku Molo yang tinggal di sekitar Pegunungan Mutih. Pic: sultansinindonesiaeblog,wordpress.com |
Mulai dari Daging Rusa sampai Daging Babi
Mengetahui bahwa untuk mendapatkan daging rusa semakin susah, maka warga sekitar mulai mencari alternatif lain untuk mendapatkan penggantinya, salah satunya adalah daging babi.
Mengutip dari Pos-Kupang Wiki, salah satu orang yang memperkenalkan se’i babi hingga menjadi terkenal adalah seorang penjual daging babi keliling dan se’i babi bakar yang bernama Om Ba’i.
Pada tahun 1997, ia kebingungan karena daging babi yang ia jual tidak juga laku. atau paling tidak bisa balik modal. Keadaan ini membuatnya termenung menatap daging babi yang ia gantung.
Sembari itu, ia mencari cara agar daging yang ia jual laku terjual. Lantas, ia seperti mendapat ide cemerlang yang memberi isyarat bagaimana cara membuat se’i yang bagus.
Lalu, ia melakukan beberapa percobaan dengan berbagai resep, tak terduga dagangannya mulai laku terjual. Ia menggunakan daging babi berkualitas dengan bumbu rahasia hasil percobaannya.
Se'i Babi Baun Om Ba'i. Pic:travel.detik.com |
Se’i babi yang ia jual ternyata terdengar dari luar daerah karena rasanya yang khas. Orang luar daerah pun berdatangan ke kedainya untuk merasakan se’i babi buatannya, dan mereka mencoba membuat dengan cara mereka, yaitu se'i sapi berasal dari daging sapi.
Baca juga: Kadapet Watara, Kue Manis Kuliner Sumba NTT
Se'i Sapi Berasal Dari Mana? (Awal yang Viral)
Selanjutnya, se’i babi mulai terkenal di luar pulau NTT. Bisa jadi, karena Se’i Babi Baun Om Ba’i menjadi inspirasi bagi penjual daerah lainnya untuk menjual daging se’i yang terbuat dari bahan dasar halal.
Hal ini untuk menyesuaikan masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, agar orang muslim dapat merasakan daging se’i dan penjualan tetap laku. Asalkan, tetap menggunakan teknik pengolahan original.
Contohnya adalah daging sapi, daging ayam dan daging ikan. Bahkan, saat ini menu yang dibuat di restoran sangat variatif. Antara lain se’i iga, se’i paru, se’i lidah, dan yang viral adalah rice bowl se’i.
Sedangkan yang viral, se'i sapi berasal dari restoran dan cafe. Sedangkan se'i yang berasal dari pulau NTT, tetap menggunakan daging babi.
berbagai pilihan menu rice bowl se'i |
Se'i Sapi Berasal Dari Mana? (Setelah Viral dari Cafe & Restoran)
Para penjual berusaha memadukan masakan kekinian dengan makanan khas suatu daerah. Dan rice bowl se’i adalah salah satunya. Dan karena inilah, daging se'i sapi berasal dari NTT yang awalnya dari daging babi menjadi viral.
Kini di berbagai kota besar, se’i sapi telah menjadi salah satu menu andalan di berbagai restoran maupun cafe, Harganya pun bervariasi, yaitu sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 150 ribu an.
Harga yang variatif tersebut sesuai dengan ukuran gram pembelian, dan seberapa original teknik dan resepnya. Tentu, semakin original pasti harganya semakin mahal.
Bara api jauh dari tempat pemanggangan. Pic: poskupangwiki.tribunnews.com |
Resep Memasak Se'i
Untuk bumbu originalnya, Suku Molo yang tinggal di pegunungan tidak begitu mengenal garam. Sehingga resep asli se’i yang mereka buat tidak menggunakan garam. Mereka membuat se'i dengan daging babi, tentunya bukan se'i sapi berasal dari sapi.
Lalu, mereka mengolah daging se’i menggunakan teknik tradisional. Yaitu dengan cara meletakkan bara api jauh dari area pemanggangan. Jarak antara keduanya cukup jauh, bahkan lebih dari 1 meter.
Hal ini bertujuan agar asap tidak meresap ke daging sehingga rasa dan aroma daging tetap original dengan bumbunya. Adapun tempat bara api berada di bawah daging dengan jarak yang jauh.
Bara api yang digunakan untuk memanggang harus terus menerus menyala, namun tidak boleh dikipasi. Karena jika asapnya naik ke atas, tentu akan mempengaruhi rasa se’i.
Dengan proses pemanggangan tersebut, tentu membutuhkan waktu berjam-jam bahkan hingga berhari-hari. Karena itu, masyarakat menggunakan kayu kosambi yang ukurannya tebal dan besar.
Adapun daun kosambi digunakan untuk penutup daging agar matangnya sempurna. Selain itu, daun kosambi juga berfungsi untuk menahan panas, serta menjaga keaslian rasa dan warna yang merah.
Sayur Tumis Bunga Pepaya dan Sambal Lu'at
Ciri khas se'i adalah wajib menghadirkan sayur tumis bunga pepaya dan sambal lu’at ketika menyajikan daging se’i. Sayur pendamping ini bertujuan agar manfaat se'i sapi dalam kesehatan lebih lengkap, karena terhidang sayur mayur.
Sayur Tumis Bunga Pepaya |
1. Sayur Tumis Bunga Pepaya
Bagi orang NTT, bunga pepaya biasa digunakan untuk campuran berbagai jenis olahan sayuran. Salah satunya adalah masakan sayur tumis daun pepaya.
Caranya, pisahkan dahulu bunga dari batangnya. Lalu, rebus dengan sedikit daun pepaya muda. Adapun agar rasanya pahitnya berkurang, tambahkan beberapa helai daun Kudo/daun Reo.
Rebus sayuran ini selama 25 menit hingga daun pepayanya lembek, lalu tiriskan hingga kering dan pisahkan daun Kudo/daun Reo dari bunga pepaya.
Kemudian, siapkan bumbu yang terdiri dari terasi bakar, bawang merah, bawang putih dan cabe rawit. Tak lupa tambahkan rempah-rempah seperti garam dan penyedap rasa lainnya.
Lalu masukkan bunga dan daun pepaya tadi, tumis dengan mengaduk bumbu menyatu dengan sayuran hingga matang. Lalu, angkatlah.
Sayur tumis bunga pepaya sebagai hidangan pelengkap se'i sapi berasal dari daging sapi siap dihidangkan.
teknik pembuatan sambal lu'at disimpan dahulu selama 2 bulan |
2. Sambal Lu'at
Sambal lu’at adalah sambal rumahan tradisional daerah NTT yang mirip dengan sambal jeruk. Ciri khas yang sangat unik adalah pembuatan sambal yang menggunakan bahan dasar kulit jeruk.
Perpaduan cabe, daun kemangi dan irisan kulit jeruk ini menghasilkan rasa yang pedas, asam dan aroma kulit jeruk yang kuat. Hal inilah membedakan sambal jeruk lainnya.
Terlebih, teknik pembuatannya juga sangat unik. Yaitu setelah sambal jadi, sambal disimpan di dalam wadah tabung bambu selama dua bulan. Hal ini agar rasa pedasnya semakin mantap dan menggairahkan.
Demikianlah informasi tentang se'i sapi berasal dari mana, asal-usul atau sejarah se’i sapi, teknik pembuatan se’i sapi serta resepnya. Memang, hidangan khas pulau Nusa Tenggara tidak ada habisnya. Selalu saja ada yang menarik perhatian netizen.
jika anda tertarik untuk membelinya carilah informasi mengenai harga se'i sapi dan se'i sapi terdekat. Terima kasih!!
Posting Komentar